Waktu memang menjadi rahasia tanpa pernah tahu kapan berhenti
Untuk setiap tetes bening airmata kita adalah duka
Lembut suaramu Wulan, namun nyaris tak terdengar... ada apakah dirimu gerangan?
Aku menggeliat perih beruangkali, dari tikaman-tikaman aksara
Namamu berusaha kupahat, mengapa serasa jantung titahku terjeda, sesakit itukah kehidupan yang kau rasakan!
Kini sejenak aku menembus nalurimu, atas namamu.
Uraian tangis terpecah-pecah terasa sembilu, kubiarkan diri menerima semua rasamu
Rintik airmata pelan-pelan berjatuhan
Nyaring bunyinya tapi tak teraba, inikah mata batin?
Ini sengaja kupahat aksara tanpa suara dan biarkan kutinggalkan jejak-jejaknya
Andai membuat dusta, sungguh tak melebihi kata-kata
Sepertinya kau berteman dengan hujan?
Aroma basah. menengadah kelangit kapas-kapas kelabu bergulung
Fantasi dimulai, aku sedang memecahkan rasa
Ini terlalu dalam aku menulisnya hingga lunglai memijakan kaki gontai
Tuhan..... yang ia inginkan adalah sekujur terang datang sebelum pagi, sebab angan bertambah bebal mengurai lara
Ranting-ranting kenangan bertaut haru, terplanting di hadapan waktu
Isak tangis mulai bicara menunggu akan selalu larik-larik sapa yang menyulurkan cahaya "Apa bisa aku rasakan Tuhan?" Lalu "Apakah ada yang lebih nanar dari hasrat yang terus bermimpi?"
LM-03082019
Untuk setiap tetes bening airmata kita adalah duka
Lembut suaramu Wulan, namun nyaris tak terdengar... ada apakah dirimu gerangan?
Aku menggeliat perih beruangkali, dari tikaman-tikaman aksara
Namamu berusaha kupahat, mengapa serasa jantung titahku terjeda, sesakit itukah kehidupan yang kau rasakan!
Kini sejenak aku menembus nalurimu, atas namamu.
Uraian tangis terpecah-pecah terasa sembilu, kubiarkan diri menerima semua rasamu
Rintik airmata pelan-pelan berjatuhan
Nyaring bunyinya tapi tak teraba, inikah mata batin?
Ini sengaja kupahat aksara tanpa suara dan biarkan kutinggalkan jejak-jejaknya
Andai membuat dusta, sungguh tak melebihi kata-kata
Sepertinya kau berteman dengan hujan?
Aroma basah. menengadah kelangit kapas-kapas kelabu bergulung
Fantasi dimulai, aku sedang memecahkan rasa
Ini terlalu dalam aku menulisnya hingga lunglai memijakan kaki gontai
Tuhan..... yang ia inginkan adalah sekujur terang datang sebelum pagi, sebab angan bertambah bebal mengurai lara
Ranting-ranting kenangan bertaut haru, terplanting di hadapan waktu
Isak tangis mulai bicara menunggu akan selalu larik-larik sapa yang menyulurkan cahaya "Apa bisa aku rasakan Tuhan?" Lalu "Apakah ada yang lebih nanar dari hasrat yang terus bermimpi?"
LM-03082019